Kamis, 19 November 2015

Mengerti dan Memaklumi

Agustus, 2014
Pada siang itu...
Ketika kita duduk berdua beralas tikar sewaan seharga dua puluh lima ribu rupiah
Ketika hatiku terpaut dalam dersik yang angin pantai ini sampaikan,
tiba-tiba kau mengatakan bahwa banyak jalinan cinta penuh ketidaksukaan yang selalu ditutupi
Mereka menutupi hal-hal yang tidak disukai demi apa yang pasangannya sukai
“Kecuali kamu,” ujarmu,
sebelum akhirnya kamu menutup erat bibir manis itu dan hanya memandang kosong ke arah bibir pantai yang mulai pasang
“Buat aku,” katamu melanjutkan.
dalam menjalin cinta bukanlah melulu soal apa yang harus pasangan kita sukai
tapi justru tentang saling mengerti dan maklumi dengan hati, dengan tulus...
mengerti bahwa ada seseorang yang memilikimu,
pun memaklumi ada seseorang yang mengkhawatirkanmu.
Mengerti ada seseorang yang harus kau jaga hatinya,
pula memaklumi ada seseorang yang ingin waktumu.
“Makanya, aku selalu sayang kamu! Sayang sama hubungan kita.”
Kemudian aku bertanya, “maksudnya?”
Kamu diam.
Lalu aku meninggikan nadaku, “maksudnya apa?!”
Kamu menoleh ke arahku, tersenyum.
“Aku sayang sama kamu bukan karena kamu mengerti dan memaklumi aku, tapi aku sayang sama kamu karena kita sama-sama ngebangun hubungan kita dengan dinding mengerti dan memaklumi. Dan yang paling penting, kamu mengerti dan memaklumi dengan tetap menjadi dirimu sendiri…” pungkasmu menggenggam tanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar