Agustus, 2014
Pada siang itu...
Ketika kita
duduk berdua beralas tikar sewaan seharga dua puluh lima ribu rupiah
Ketika hatiku
terpaut dalam dersik yang angin pantai ini sampaikan,
tiba-tiba kau mengatakan
bahwa banyak jalinan cinta penuh ketidaksukaan yang selalu ditutupi
Mereka menutupi hal-hal yang tidak disukai demi apa yang pasangannya sukai
“Kecuali kamu,” ujarmu,
sebelum akhirnya kamu menutup erat bibir
manis itu dan hanya memandang kosong ke arah bibir pantai yang mulai pasang
“Buat aku,”
katamu melanjutkan.
dalam menjalin cinta
bukanlah melulu soal apa yang harus pasangan kita sukai
tapi justru
tentang saling mengerti dan maklumi dengan hati, dengan tulus...
mengerti bahwa ada
seseorang yang memilikimu,
pun memaklumi
ada seseorang yang mengkhawatirkanmu.
Mengerti ada
seseorang yang harus kau jaga hatinya,
pula memaklumi ada seseorang yang ingin
waktumu.
“Makanya, aku selalu sayang kamu! Sayang
sama hubungan kita.”
Kemudian aku
bertanya, “maksudnya?”
Kamu diam.
Lalu aku
meninggikan nadaku, “maksudnya apa?!”
Kamu menoleh ke arahku, tersenyum.
“Aku sayang sama
kamu bukan karena kamu mengerti dan memaklumi aku, tapi aku sayang sama kamu
karena kita sama-sama ngebangun hubungan kita dengan dinding mengerti dan
memaklumi. Dan yang paling penting, kamu mengerti dan memaklumi dengan tetap
menjadi dirimu sendiri…” pungkasmu menggenggam tanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar