Siang terasa begitu terik, bak memaksa rindu menguap pada setiap
hitungan detik. Menggerogoti tanya yang berlarian dan memencar menegaskan janji
yang ingkar. Kamu memang tahu semua sudah berbeda, tapi tidak denganku. Aku masih
merasa tanganmu bisa kugenggam kemana pun aku dan kamu berjalan. Aku masih merasa
setiap kerongkonganmu mengalirkan mantra-mantra kesetiaan. Ya, aku lupa, sudah
tidak ada lagi sepiring menu cinta yang kau sajikan untuk kumakan.
Sore ini, tolong biarkan aku berkencan dengan ingatan. Untuk sekedar
menyicipi hangatnya senja dan memutar tingkahmu yang manja. Meneguk takdir yang
teramat pahit. Dan mengunyah harapan tentangmu yang tak tertelan. Begitu miris,
sangat mudahnya kamu biarkan semangkuk cinta yang tulus terlambat disantap. Teramat
mudahnya kamu biarkan dingin merayap hanya lewat lantunan maaf. Ya, begitu mudah
kamu biarkan luka menyayat nadi yang mengalirkan namamu tanpa henti.
p.s.: sorry, lukaku belum sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar