Sabtu, 21 Maret 2015

Panggilan

Selamat pagi, panggilan.

            Kamu datang terlalu cepat hari ini. Terlalu cepat untuk hari yang harusnya penuh warna-warni. Hari yang aku seharusnya bisa kuat untuk berlari ceria dalam naungan mentari. Namun, kedatanganmu justru membuat aku bahkan tak bisa berdiri. Aku hanya bisa berbaring menangis dan meratapi. Kenapa?! Kenapa?! Kenapa harus pergi secepat ini?! Tanyaku sudah tidak bisa lagi berhenti. Biarlah. Biarlah dia mulai mencekik urat nadi ini. Toh, aku memang berhak ditawan dengan cara seperti ini. Tidak ada gunanya juga aku melawan paksa panggilan ini.

            Panggilan memang tidak bisa dihentikan. Pula tidak bisa dilawan. Atau bahkan dialihkan. Namun, jika boleh aku bercerita: aku belum siap menerima kehampaan. Aku masih ingin menikmati setiap sudut keceriaan. Berlarian, berkejaran, kemana pun kaki dilangkahkan. Berkumpul dalam tawa yang saling bersahutan. Semuanya, setiap guratan yang ditorehkan, masih aku inginkan. Tapi, panggilan tetap panggilan. Ketika dia terucap, siapapun harus siap. Termasuk, aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar