Terkadang
kita suka bertanya akan ‘seperti apa saya
nanti?’ Bermaksud menerka kadar pengharapan dengan realita. Menimbang mana
yang lebih laik untuk kita, dan mana yang tidak dengan standarisasi pribadi.
Impian dan dampak terburuk dipaksakan untuk saling tawar-menawar. Lalu berharap
hasil hantam keduanya tidak mengecewakan.
Indeed, dalam perjalanan antara ‘siapa diri kita sekarang?’ dengan ‘seperti apa saya nanti?’, setiap orang
punya cara mengisinya sendiri-sendiri. Ada yang menangis dan memutuskan untuk
menyerah karena tidak kuat menggapai—seperti apa saya nanti—nya yang sudah
dicita-citakan sejak lama. Ada pula yang justru berusaha keras dan tidak
mengalah pada lelah. Melakukan yang terbaik. Jika gagal, dia mencoba lagi
dengan rencana yang lebih matang.
So, dalam perjalan tersebut, kita, yang mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar