Tak Hanya
untuk Malam Ini
Terkadang pelangi terlihat
seperti bersedih
Terkadang matahari pun ingin
berhenti
Sambut saja waktu yang telah Dia
beri untukmu kali ini
Bukankah sendiri terasa lebih,
sungguh berarti
Ketika waktu berganti dan kau
mulai siap tuk menjalani
Sambutlah hangatnya hamparan pagi
kali ini
Laksana bunga mawar yang
merekahkan dirinya di balik jemari
Dan biarkan aku menyambutmu
dengan bernyanyi
Izinkan aku bersamamu tak hanya
untuk malam ini
Izinkan aku milikimu tak hanya
untuk malam ini
Izinkan aku untuk begini tak
hanya untuk malam ini
Izinkan…tak hanya untuk malam ini
Coba kau lihat ke dalam mataku
Apa kau lihat ini bukan diriku
Coba lagi kau lihat ke dalam
mataku
Sungguh aku
bertanya ini padamu
***
Well, sebenarnya Tak Hanya untuk Malam Ini adalah lagu berirama agak—jazzy yang sengaja saya buat untuk seseorang. Seperti kebanyakan lagu
jazz lainnya, kuncinya pasti akan kebanyakan minor, begitu juga dengan lagu
ini. Lagu ini—entah kenapa—sangat mendesak saya untuk diposting di
sini. Mungkin karena iramanya yang spesial, atau ini untuk orang yang spesial.
Iramanya
spesial karena memang saya tidak pernah membuat lagu berirama seperti ini. Ini
hal baru untuk saya. Lalu, untuk kespesialan orang yang saya tujukan lagu ini,
itu karena dia orang pertama yang saya ajak kenalan. Seumur-umur, bahkan ketika
baru pertama masuk sekolah atau kuliah, saya sama sekali tidak pernah mengajak
orang lain berkenalan secara konvensional. Bilang ‘hai!’ lalu menyodorkan
tangan dan berkata ‘saya anu—menyebutkan
nama.’ Saya cenderung tipe orang yang lebih suka nimbrung untuk kenal dengan orang lain. Mendekatkan diri tanpa
perlu tahu nama saya siapa, dan nama dia siapa. Berbeda kasusnya ketika dengan wanita ini. Dia
berhasil membuat saya berkenalan secara konvensional.
Kembali
ke lagu, bisa saya bilang bahwa per-bait dalam lagu ini menceritakan perjalanan
yang terjadi antara saya dengan dia—orang yang saya ajak berkenalan secara
konvensional. Bait pertama, ini
bercerita tentang ketika saya dan dia beberapa hari setelah berkenalan. Pada
masa itu, dia bercerita kalau dia sedang sangat bersedih karena ditinggalkan
kekasihnya. Sebagai teman, tentu saya memintanya untuk tidak terlalu bersedih,
tapi nikmati saja keadaan yang Tuhan kasih saat ini. Pada bait kedua, menceritakan pada waktu ketika
dia bersedih, dia selalu meminta waktu untuk sendiri dulu, jadi, mau tidak mau
saya mengiyakan permintaannya, oleh karena itu saya berjanji padanya jika nanti
dia sudah siap untuk bangkit saya akan membawa dia ke suatu tempat yang
menyenangkan di luar kota agar dia tidak bersedih lagi. Tempat yang pernah
hendak saya kunjungi dengan seseorang di masa lalu saya. Di bait ketiga
dan keempat, adalah bagian paling private yang saya tuangkan. Saya tidak
akan menceritakannya.
p.s.: sampai ketemu 12 hari lagi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar