Rabu, 04 Maret 2015

Atput

Tak Hanya untuk Malam Ini

Terkadang pelangi terlihat seperti bersedih
Terkadang matahari pun ingin berhenti
Sambut saja waktu yang telah Dia beri untukmu kali ini
Bukankah sendiri terasa lebih, sungguh berarti

Ketika waktu berganti dan kau mulai siap tuk menjalani
Sambutlah hangatnya hamparan pagi kali ini
Laksana bunga mawar yang merekahkan dirinya di balik jemari
Dan biarkan aku menyambutmu dengan bernyanyi

Izinkan aku bersamamu tak hanya untuk malam ini
Izinkan aku milikimu tak hanya untuk malam ini
Izinkan aku untuk begini tak hanya untuk malam ini
Izinkan…tak hanya untuk malam ini

Coba kau lihat ke dalam mataku
Apa kau lihat ini bukan diriku
Coba lagi kau lihat ke dalam mataku
Sungguh aku bertanya ini padamu

***

Well, sebenarnya Tak Hanya untuk Malam Ini adalah lagu berirama agakjazzy yang sengaja saya buat untuk seseorang. Seperti kebanyakan lagu jazz lainnya, kuncinya pasti akan kebanyakan minor, begitu juga dengan lagu ini. Lagu inientah kenapa—sangat mendesak saya untuk diposting di sini. Mungkin karena iramanya yang spesial, atau ini untuk orang yang spesial.

Iramanya spesial karena memang saya tidak pernah membuat lagu berirama seperti ini. Ini hal baru untuk saya. Lalu, untuk kespesialan orang yang saya tujukan lagu ini, itu karena dia orang pertama yang saya ajak kenalan. Seumur-umur, bahkan ketika baru pertama masuk sekolah atau kuliah, saya sama sekali tidak pernah mengajak orang lain berkenalan secara konvensional. Bilang ‘hai!’ lalu menyodorkan tangan dan berkata ‘saya anu—menyebutkan nama.’ Saya cenderung tipe orang yang lebih suka nimbrung untuk kenal dengan orang lain. Mendekatkan diri tanpa perlu tahu nama saya siapa, dan nama dia siapa. Berbeda kasusnya ketika dengan wanita ini. Dia berhasil membuat saya berkenalan secara konvensional.

Kembali ke lagu, bisa saya bilang bahwa per-bait dalam lagu ini menceritakan perjalanan yang terjadi antara saya dengan dia—orang yang saya ajak berkenalan secara konvensional. Bait pertama, ini bercerita tentang ketika saya dan dia beberapa hari setelah berkenalan. Pada masa itu, dia bercerita kalau dia sedang sangat bersedih karena ditinggalkan kekasihnya. Sebagai teman, tentu saya memintanya untuk tidak terlalu bersedih, tapi nikmati saja keadaan yang Tuhan kasih saat ini. Pada bait kedua, menceritakan pada waktu ketika dia bersedih, dia selalu meminta waktu untuk sendiri dulu, jadi, mau tidak mau saya mengiyakan permintaannya, oleh karena itu saya berjanji padanya jika nanti dia sudah siap untuk bangkit saya akan membawa dia ke suatu tempat yang menyenangkan di luar kota agar dia tidak bersedih lagi. Tempat yang pernah hendak saya kunjungi dengan seseorang di masa lalu saya.  Di bait ketiga dan keempat, adalah bagian paling private yang saya tuangkan. Saya tidak akan menceritakannya.



p.s.: sampai ketemu 12 hari lagi… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar